JAKARTA, (PRLM).- Kepala BadanNasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, menyatakan pihaknya mendapatlaporan dari sejumlah perguruan tinggi terkait masuknya radikalisme dilingkungan kampus. Menurutnya saat ini radikalisme juga telah masuk ke dalamperguruan tinggi berkualitas baik dan favorit seperti Universitas Indonesia danInstitute Teknologi Bandung.
Isu radikalisme yang mengintaikampus favorit di Indonesia ini, menurut Ansyaad, juga bukan hanya ditengaraiterjadi pada fakultas agama atau kegiatan rohani saja. Tetapi juga masuk kefakultas eksakta semacam Teknik dan MIPA."Radikalisme itu ternyata lebihmarak di lingkungan pendidikan umum khususnya di Perguruan Tinggi Favoritdaripada pesantren", kata Ansyaad Mbai.
"Ada berbagai cara masuk kesitu. Yang pertama, dengan keterbukaan informasi. Sekarang menggunakan mediacepat sekali (menyebarkan inforrmasi), tanpa harus (bertemu) orangnya (secarafisik) masuk kekampus itu. Jadi informasi-informasi tentang agenda-agendakelompok radikal bisa masuk disitu. Yang kedua, memang sudah ada kader-kadermereka di dalam (perguruan tinggi) itu sendiri," tambahnya.
Ansyaad Mbai menyatakan saat inidi lingkungan kampus, radikalisme menjadi gagasan baru dalam ruang diskusibebas setelah Pancasila bukan lagi menjadi isu sentral. Radikalisme itumenyusup ke lingkungan kampus dengan memanfaatkan ketidakpuasan mahasiswa terhadapkinerja pemerintah.
Ansyaad mengungkapkan ideologiradikalisme ini berkembang akibat minimnya kegiatan organisasi kemahasiswaan.Organisasi kemahasiswaan semacam BEM, HMI, dan KAMMI dinilai sudah tidak aktiflagi dalam dua tahun terakhir. "Kalau dulu kegiatan ekstrakulikulerterstruktur. Mahasiswa disibukkan dengan kegiatan ekstrakulikuler yangdikontrol oleh perguruan tinggi. Misalnya dulu ada pendidikan tentang kewiraan,Pancasila dan sebagainya. Setelah reformasi itu semua menghilang (sehingga) kemudianmasuk agenda-agenda baru dari kelompok radikal," demikian pemaparan kepalabagian penanggulangan terorisme, Ansyaad Mbai.(voa/A-147)***