Pesantren Annur terletak di kampung Ngrukem, kelurahan Pendowharjo, kecamatan Sewon, Bantul, kira-kira 10 km dari jantung kota Yogyakarta. Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat, kecuali 400 meter jalan masuk ke kompleks pesantren.
Dirintis pada tahun 1964, pada mulanya pesantren ini hanya berbentuk pengajian yang diselenggarakan di rumah Kyai Nawawi Abdul Aziz, seorang alim kelahiran Kutoarjo tahun 1925. Di masa mudanya, ini pernah menuntut ilmu di beberapa pesantren, antara lain pesantren al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Selam di Krapyak, Nawawi berhasil menghafal al-Qur'an yang kemudian diperdalam lagi selama tiga tahun di pesantren Yanbu'ul Qur'an Kudus, pimpinan Kyai Arwani. Di Krapyak itu pula Kyai Nawawi diambil menantu Kyai Munawwir, pengasuh pesantren.
Selesai belajar di pesantren, Kyai Nawawi kembali ke Kutoarjo dan mendirikan madrasah. Tidak begitu lama ia kembali ke Krapyak sambil bekerja di Departemen Agama Bantul. Ia lalu bermukim di Ngrukem dan mengadakan pengajian di rumahnya, antara lain pengajian al-Qur'an (qiraat dan hafalan), pengajian kitab dan pengajian umum.
Sejak dirintis tahun 1964 sampai tahun 1977, tempat pengajian masih menggunakan rumah Kyai Nawawi sendiri. Para santri yang ingin mondok, khususnya putera, ditempatkan di masjid Ngrukem, sedang yang puteri ditampung di rumah. Baru pada bulan April 1978 berhasil diresmikan pemakaian mushollah dan asrama putri.
Tahun 1982/1982 selain mushola ukuran 7x7 m dan asrama puteri bertingkat satu ukuran 9 x 4.5 m, pesantren juga memiliki asrama putera yang dilengkapi dengan dua lokal kamar, serambi, dapur, kamar mandi dan kakus serta tempat wudlu. Di luar kompleks pesantren, masih ada satu bangunan yang digunakan untuk madrasah diniyah. Kompleks pesantren sendiri menempati tanah seluas 500 m2.
Santri mukim yang belajar di sini berjumlah 101 orang, 67 putera dan 34 puteri, tahun 1986. Sebagian besar datang dari Yogyakarta dan Kutoarjo. Santri non mukim berjumlah 250 orang, terdiri dari 150 putera dan selebihnya puteri. Hampir separo dari santri mukim mengaji sambil sekolah diberbagai sekolah di luar pesantren. Di samping para santri tersebut, masih ada sejumlah 180 orang murid madrasah diniyah.
Para santri selain belajar qiraat dan hafalan al-Qur'an, juga belajar mengaji berbagai kitab secara tradisional. Antara lain Fathul Qarib, Washoya, Ta'lim Mutaallim, Aqidatul Awam dan Khulasoh Nurul Yaqin. Para murid madrasah diniyah pun diberika pelajaran dari kitab-kitab.
Untuk mengasuh santri, Kyai Nawawi dibantu oleh istrinya, di samping lima orang santri putera dan lima orang santri puteri yang sudah senior, mereka disebut badal kyai. Sedangkan madrasah ditangani oleh 15 orang tenaga pengajar yang seluruhnya swasta.
Visi dan Misi Pesantren
- Mencetak generasi Huffadzul Qur’an yang mampu menjunjung tinggi warisan Nabi
- Membangun kemampuan santri yang berjiwa IMTAQ dan berwawasan IPTEK.
- Membangun santri yang berakhlaqul karimah, bertaqwa, bermental kuat dan bertanggungjawab
Perkembangan Pesantren
Dalam pengelolaannya, pondok pesantren An Nur yang merupakan salah satu pondok pesantren yang bernafaskan Nahdlotul ‘Ulama(NU) pada awal berdirinya adalah milik keluarga. Kemudian setelah mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka berubah menjadi yayasan dengan dibentuknya Yayasan Al Ma’had An Nur yang langsung dipimpin juga oleh Bapak KH. Nawawi Abdul Aziz.
Sebagai sebuah lembaga yang telah memiliki banyak santri, pesantren ini juga melengkapi dirinya dengan beberapa lembaga yang bernaung dibawah Yayasan Al Ma’had An Nur, antara lain TPQ An Nur, Madrasah Tsanawiah, Madrasah ‘Aliyah Umum dan Keagamaan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an dan Madrasah Diniyah Al Furqon.
Sebagai sebuah lembaga yang telah memiliki banyak santri, pesantren ini juga melengkapi dirinya dengan beberapa lembaga yang bernaung dibawah Yayasan Al Ma’had An Nur, antara lain TPQ An Nur, Madrasah Tsanawiah, Madrasah ‘Aliyah Umum dan Keagamaan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an dan Madrasah Diniyah Al Furqon.
Yayasan Al Ma’had An Nur memiliki 151 tenaga ustadz dan dosen, dengan perincian khusus mengajar di pondok, 29 ustadz dan ustadzah madrash diniyah, 38 ustad dan astadzah yang mengajar di Madrasah formal, 15 ustadz dan ustadzah TPQ serta 45 orang dosen yang mengajar di STIQ. Dari jumlah tersebut, hanya 45 ustad dan ustadzah yang bermukim di pondok pesantren An Nur tanpa adanya honor dari pondok atau pemerintah.
Sedangkan santrinya berjumlah sekitar 73 santri yang datang dari berbagai penjuru Indonesia mulai dari pulau Sumatra, Sulawesi, Bali, dan NTB. Adapun santri yang bermikim di Pondok Pesantren An Nur sekarang berjumlah sekitar 635 orang santri dan selebihnya adalah santri non mukim atau dikenal dengan sebutan santri kalong.
Pondok Pesantren An Nur Ngrukem telah mampu menelorkan banyak alumni yang berkualitas yang tersebar dimana-mana. Ada yang mendirikan pondok pesantren sendiri, ada juga yang ikut berkiprah dalam kancah perpolotikan Indonesia. Disamping itu, Pondok Pesantren An Nur telah mampu mencetak sebanyak 303 orang hafidz dan hafidzoh.
Sedangkan santrinya berjumlah sekitar 73 santri yang datang dari berbagai penjuru Indonesia mulai dari pulau Sumatra, Sulawesi, Bali, dan NTB. Adapun santri yang bermikim di Pondok Pesantren An Nur sekarang berjumlah sekitar 635 orang santri dan selebihnya adalah santri non mukim atau dikenal dengan sebutan santri kalong.
Pondok Pesantren An Nur Ngrukem telah mampu menelorkan banyak alumni yang berkualitas yang tersebar dimana-mana. Ada yang mendirikan pondok pesantren sendiri, ada juga yang ikut berkiprah dalam kancah perpolotikan Indonesia. Disamping itu, Pondok Pesantren An Nur telah mampu mencetak sebanyak 303 orang hafidz dan hafidzoh.
Model Pendidikan
Dalam perjalannanya, pondok pesantren An Nur memiliki beberapa model pendidikan tergantung pada masing-masing lembaga yang ada di pondok pesantren ini, yaiu:
a. Marhalah Bi an-nadazri
Tingkatan ini diperuntukan bagi santri-santri yang tidak menghafal Al Qur’an, dengan penekanan pada pematangan tajwid tartil dan juga makhorijul huruf dan pendalaman kitab-kitab kuning. Setiap harinya para santri yang tidak menghafal Al Qur’an, menyetorkan bacaan Al Qur’an secara nadzri kepada para khotim bil hifdzi yang masih bermukim di pondok pesantren.
b. Mahalah Tahfidz
Kelompok ini khusus bagi santri yang berminat menghafalkan Al Qur’an 30 juz, dimana saat ini tidak kurang dari 600 santri putra dan putrid yang belajar untuk menghfalkan Al Qur’an di pesantren ini. Dalam proses penghafalan para santri diasuh langsung oleh KH. Nawawi Abdul Aziz dengan metode bimbingan tahfidz. Disamping itu untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan hafalan para santri, maka setiap 6 bulan sekali diadakan Tes Peringkat Tahfidzul Qur’an dan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ).
c. Marhalah Qiro’ah Sab’ah
Marhalah ini diperuntukan bagi para khotimin-khotimat (yang telah hafal Al Qur’an) yaitu mempelajari berbagai bentuk bacaan qiro’ah tujuh, sebagai program lanjutan bagi para santri telah hafal Al Qur’an, marhalah ini ini ditangani langsung pengasuh (KH. Nawawi Abdul Aziz). Madzhab yang dipakai dalam Qiro’ah As Sab’ah adalah madzhab hizril amani yang beliau terima dari Syaikh KH. Arwani Amin Kudus.
d. Madrasah Diniyah
Secara garis besar, Madrasah Diniyah terbagi menjadi menjadi dua cabang yaitu, Madrasah Diniyah yang diperuntukan bagi santri-santri Tahfidz (yang menghafal Al Qur’an) dan bagi santri-santri yang non-tahfidz. Tingkatan kelas Madrasah Diniyah ini pada dasarnya sama seperti Madrasah Diniyah pada umumnya yaitu tingkat ‘Ula dengan jenjang waktu 4 tahun, Wustho selama 2 tahun dan ‘Ulya dengan masa pendidikan selama 2 tahun.
e. Madrasah Formal
Pondok Pesantren An Nur telah memiliki Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Dengan fasilitas seadanya, para pengelola madrsah tetap berjuang dalam proses untuk mencapai tujuan dasar Pondok Pesantren An Nur. Dengan izin Allah SWT, Madrasah yang kami miliki mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan diluar dan dalam kurun waktu 6 tahun, Madrash ini mampu mengantongi nilai tertinggi se Yogyakrta sebanyak tiga kali pada Ujian Akhir nasional dan semua siswanya lulus dengan nilai yang lumayan.
f. Sekolah Tinggi
Pondok Pesantren An Nur juga mampu mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an (STIQ) yang resmi dibuka pada tahun 2002 oleh menteri agama RI. Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an membuka 2 prodi: Tafsir Hadist (Ushuluddin) dan PAI (Tarbiyah). Kemudian tahun 004 dibuka program Ekstnsi dan program Diploma (DI dan D2).
Dalam perjalannanya, pondok pesantren An Nur memiliki beberapa model pendidikan tergantung pada masing-masing lembaga yang ada di pondok pesantren ini, yaiu:
a. Marhalah Bi an-nadazri
Tingkatan ini diperuntukan bagi santri-santri yang tidak menghafal Al Qur’an, dengan penekanan pada pematangan tajwid tartil dan juga makhorijul huruf dan pendalaman kitab-kitab kuning. Setiap harinya para santri yang tidak menghafal Al Qur’an, menyetorkan bacaan Al Qur’an secara nadzri kepada para khotim bil hifdzi yang masih bermukim di pondok pesantren.
b. Mahalah Tahfidz
Kelompok ini khusus bagi santri yang berminat menghafalkan Al Qur’an 30 juz, dimana saat ini tidak kurang dari 600 santri putra dan putrid yang belajar untuk menghfalkan Al Qur’an di pesantren ini. Dalam proses penghafalan para santri diasuh langsung oleh KH. Nawawi Abdul Aziz dengan metode bimbingan tahfidz. Disamping itu untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan hafalan para santri, maka setiap 6 bulan sekali diadakan Tes Peringkat Tahfidzul Qur’an dan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ).
c. Marhalah Qiro’ah Sab’ah
Marhalah ini diperuntukan bagi para khotimin-khotimat (yang telah hafal Al Qur’an) yaitu mempelajari berbagai bentuk bacaan qiro’ah tujuh, sebagai program lanjutan bagi para santri telah hafal Al Qur’an, marhalah ini ini ditangani langsung pengasuh (KH. Nawawi Abdul Aziz). Madzhab yang dipakai dalam Qiro’ah As Sab’ah adalah madzhab hizril amani yang beliau terima dari Syaikh KH. Arwani Amin Kudus.
d. Madrasah Diniyah
Secara garis besar, Madrasah Diniyah terbagi menjadi menjadi dua cabang yaitu, Madrasah Diniyah yang diperuntukan bagi santri-santri Tahfidz (yang menghafal Al Qur’an) dan bagi santri-santri yang non-tahfidz. Tingkatan kelas Madrasah Diniyah ini pada dasarnya sama seperti Madrasah Diniyah pada umumnya yaitu tingkat ‘Ula dengan jenjang waktu 4 tahun, Wustho selama 2 tahun dan ‘Ulya dengan masa pendidikan selama 2 tahun.
e. Madrasah Formal
Pondok Pesantren An Nur telah memiliki Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Dengan fasilitas seadanya, para pengelola madrsah tetap berjuang dalam proses untuk mencapai tujuan dasar Pondok Pesantren An Nur. Dengan izin Allah SWT, Madrasah yang kami miliki mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan diluar dan dalam kurun waktu 6 tahun, Madrash ini mampu mengantongi nilai tertinggi se Yogyakrta sebanyak tiga kali pada Ujian Akhir nasional dan semua siswanya lulus dengan nilai yang lumayan.
f. Sekolah Tinggi
Pondok Pesantren An Nur juga mampu mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an (STIQ) yang resmi dibuka pada tahun 2002 oleh menteri agama RI. Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an membuka 2 prodi: Tafsir Hadist (Ushuluddin) dan PAI (Tarbiyah). Kemudian tahun 004 dibuka program Ekstnsi dan program Diploma (DI dan D2).
Program Pengembangan
a. Mulai tahun 2004, pondok pesatren membangun mushollaa putrid berlantai tiga dan baru selesai 85%. Untuk itu, tahun 2006 ini telah direncanakan penyelesain kekurangan tersebut. Selain itu, pondok pesantren akan membangun gedung berlantai tiga yang terdiri dari kamar mandi, wc, tempat tidur serta ruang belajar bagi santri putra.
b. Adanya STIQ An Nur, diimana 70% mahasiswanya adalah para Hafidz (hafal Al Qur’an dan sedang menghafalkannya), yang saat ini baru membuka 2 prodi sehingga selain memaksimalkan prodi yang sudah ada juga perlu dibuka prodi yang lain yang jauh lebih bisa menjawab tantangan kemajuan zaman.
c. Program bidang ekonomi yaitu dengan meningkatkan yang dikelola Pondok Pesantren: mini market, jasa telekomunikasi, rental computer.
b. Adanya STIQ An Nur, diimana 70% mahasiswanya adalah para Hafidz (hafal Al Qur’an dan sedang menghafalkannya), yang saat ini baru membuka 2 prodi sehingga selain memaksimalkan prodi yang sudah ada juga perlu dibuka prodi yang lain yang jauh lebih bisa menjawab tantangan kemajuan zaman.
c. Program bidang ekonomi yaitu dengan meningkatkan yang dikelola Pondok Pesantren: mini market, jasa telekomunikasi, rental computer.
Program Unggulan
Secara garis besar, Pondok Pesantren An Nur memiliki program-program unggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, bakat dan seni serta keterampilan. Adapun program-progam unggulan di bidang Pendidikan Diniyah yang dimiliki oleh Pondok Pesantren An Nur, antara lain :
- Tahfidzul Qur’an ( Program utama dengan target 3 tahun hatam dengan hasil yang baik )
- Qiro’ah As Sab’ah ( memakai madzhab Hirzil Amani )
- Fiqh dan Ushul Fiqh
- Ilmu alat
- Akhlaq
Sedangkan yang bergerak dibidang seni yaitu :
- Seni membaca Al Qur’an (Qiro'ah)
- Seni Hadroh bagi santri putra
- Qosidah Modern bagi santri putri
- Seni Kaligrafi
Dalam 3 hal yang tersebut di atas, Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta telah memiliki nama yang cukup terkenal dalam event-event baik di tingkat Propinsi maupun Nasional, bahkan telah dua kali mengikuti event Internasional di bidang Tahfidzul Qur’an dan Tafsir.
Kontak
Pondok Pesantren An Nur, Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Pendiri : KH. Nawawi Abdul Aziz
Pemimpin : KH. Nawawi Abdul Aziz
Santri Mukim : 225 Laki-laki dan 220 Perempuan (2006-2007)
Alamat : Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Phone : 0274-6994262, 6994263
Fax : 0274-6469019
Website : www.pondok-ngrukem.net