Jumat, 19 Agustus 2011

Pesantren Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman

3 komentar
Pondok Pesantren Sunan PandanAran (PPSPA). Kemajuan Pesantren Sunan Pandanaran di awal bedirinya, paling tidak 9 tahun setelah diresmikan oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Paku Alam VIII, bisa dibilang pesat. Perkembangannya telah mengukuhkan pesantren ini sebagai salah satu pesantren ternama di DIY, di samping Pesantren al-Munawwir, Krapyak. 

Ada tali sejarah yang menghubungkan Pesantren Sunan Pandanaran dengan pesantren al-Munawwir, Krapyak. KH. Mufid Mas'ud, pendiri dan pengasuh pesantren ini, semula adalah pengasuh Pondok Puteri al-Munawwir, Krapyak. Pada bulan Oktober 1975, kyai kelahiran Tembayat, Klaten, Jawa Tengah ini hijrah sekeluarga dari Krapyak ke desa Candi, Sleman. Menempati tanah wakaf dari H. Masduqi Abdullah seluas 2000 m2, yang terletak sekitar 200 meter sebelah barat jalan raya Yogya-Kaliurang Km.12, kepindahan KH. Mufid juga disertai seorang santri kesayangannya, Wasil dari Bantul.

Di desa sejuk di lereng gunung Merapi inilah Kyai Mufid mendirikan pesantren, dengan model pertama sebuah masjid dan rumah sederhana yang berdiri di tanah wakaf tersebut. Nama Sunan Pandanaran dipilih untuk nama pesantren ini, demi menghargai jasa-jasa leluhur Kyai Mufid, Sunan Pandanaran (Sunan Tembayat) dalam menyebarkan ajaran Islam di Tembayat, Klaten.

Sarana fisik pesantren meliputi sebuah masjid, gedung-gedung sekolah/madrasah sejak dari Taman Kanak-kanak, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, asrama santri, kamar mandi/wc, dapur umum, gedung serba guna, ruang tamu, kolam wudlu dan perpustakaan. Seluruh bangunan fisik berjumlah 15 buah meliputi 42 lokal, dengan luas sekitar 1.200 m2. Jumlah ini belum termasuk rumah pengasuh dan rumah keluarga kyai. Tanah pesantren yang semula hanya 2000 m2 (tanah wakaf), kini (tahun 1986, ed) bertambah menjadi 2.400 m2.

Pada awal berdirinya, pesantren ini dimaksudkan sebagai sarana dakwah. Kemudian dalam perkembangan pesantren ini lebih dikenal sebagai pusat Tahfidzul Qur'an (menghafal al-Qur'an), karena pengasuhnya, Kyai Mufid, dikenal sebagai ahli dan pengasuh pesantren Tahfidzul Qur'an di Krapyak.  

Sekitar 75 persen (tahun 1986, ed) santri Pesantren Pandanaran adalah putri (260 orang) dan selebihnya santri putra (70 orang). Mereka seluruhnya mukim berasal dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Santri kalong, pada bulan Ramadhan jumlahnya biasanya sangat banyak. 

Selain memprioritaskan pengajaran hafalan al-Qur;an, pesantren memberikan pengajaran ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum.Pondok Pesantren Sunan PandanAran (PPSPA) selain mendidik santrinya untuk belajar agama Islam, tapi juga menyediakan pendidikan formal berupa Raudhatul Athfal (RA)  Sunan PandanAran (Setingkat TK) , Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sunan PandanAran (Setingkat SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sunan PandanAran (Setingkat SMP), Madrasah Aliyah (MA) Sunan Pandan Aran (setingkat SMA), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandan Aran (STAISPA). . Selain itu ada Qismut Tahfidz, Khusus menghafal al-Qur'an dan Qismuth Takhasush, khusus mengaji kitab. Sementara Qismut Tahfidz dan Qismut Takhashush lebih ditekankan kepada pengajaran kitab-kitab mu'tabar seperti Ihya Ulumiddin, Shahih Bukhori-Muslim, Tafsir Jalalain, dan lain-lain. 

Pada seluruh jenjang pendidikan yanga da, kecuali Qismut Takhasush, dikeluarkan ijazah/sertifikat. Ini dimaksudkan untuk membantu mereka melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan khusus untuk santri Tahfidzul Qur'an setiap tahun diadakan acara imtihan (wisuda) bagi mereka yang sudah berpredikat hafidz-hafidzah.

Di luar jam-jam pelajaean formal dan menghafal al-Qur'an, santri mengikuti kegiatan-kegiatan non formal seperti menjahit, berorganisasi, merias penganten, latihan khitobah (pidato), serta berbagai praktek PKK. Dalam hal ini masih dirasakan kesulitan memperoleh instruktu (pelatih) ketrampilan.

Para santri juga menyelenggarakan forum pemecahan persoalan agama dari, oleh, dan untuk santri. Forum ini diberi nama "Majelis Syuro" (forum musyawarah) dan hasilnya dibukukan. 

Untuk mengasuh pesantren ini, KH. Mufidz dibantu menantunya, Masykur Muhammad dan Ninik Afifah (putrinya), sejumlah ustadz /guru serta mahasiswa yang bermukim di pesantren. 

Pendidikan

1. Tahfidz Al-Qur’an 
Program ini bertujuan mencetak para penghafal dan pengamal al-Qur’an. Selain itu program ini juga memfasilitasi santri agar menguasai Ulumul Qur’an (tajwid, tafsir dll) sebagai penunjangnya. Masa tempuh studi ini bervariasi, rata-rata dua sampai tiga tahun atau lebih. Sangat bergantung pada tingkat kecerdasan dan tingkat kerajinan seorang santri. Pengasuh menerapkan dua pola pendekatan belajar, yakni pendekatan personal dan pendekatan sistem. Pendekatan personal ialah tawajjuh-an antara santri dengan pengasuh saat menyetorkan hafalan, seminggu sekali sebanyak satu juz per santri sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Sementara pendekatan sistem meliputi tiga aspek. Pertama, sistem badal: sistem ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada santri dalam membuat hafalan (loh-lohan) setiap ba’da maghrib dan ba’da subuh, berikut bimbingan untuk menguasai ilmu tajwid. Kedua, sistem presensi atau keaktifan santri dalam setiap kegiatan. Ketiga, sistem evaluasi berkala (imtihan) yang dilaksanakan setiap santri mencapai lima juz, berikut setiap kelipatannya sampai dengan juz 30. Selain itu, ada jam wajib deresan tiap pagi dan sore di bawah pantauan dari pengasuh dan badal.

Bagi santri yang masuk pada program tahfidz-al Qur’an dari nol atau belum mampu membaca al-Qur’an serta belum menguasai ilmu-ilmu penunjangnya, maka ia akan dimasukkan kedalam kelas Madrasah Diniyah Takhosus al-Qur’an terlebih dahulu. Dalam kelas matrikulasi ini, untuk tahap awal santri dibimbing agar mampu membaca al-Qur’an, selanjutnya dibimbing untuk menghafalkan juz amma (juz 30). Pada tahun berikutnya mereka dibimbing untuk membaca al-Qur’an sampai khatam 30 juz bin-nadzri. Setelah tahapan itu semua selesai baru mereka dibimbing menghafalkan al-Qur’an 30 juz. Selain materi pokok tersebut, mereka juga diberi pelajaran ilmu-ilmu penunjangnya seperti tajwid, bahasa Arab dasar (Nahwu-Shorof), Fiqh dasar (kitab Fathul Qorib), akidah (‘Aqidatul Awam), adab-adab penghafal al-Qur’an (kitab al-Tibyan fii adabi hamalati al-Qur’an, dll.

2. Taman Kanak-Kanak
TK/RA Sunan Pandanaran merupakan lembaga formal pertama yang dimilki oleh PPSPA setelah huffadz dan madrasah diniyah al-Qur’an. Misi lembaga ini adalah ingin membangun generasi bangsa yang berkarakter islami, cerdas, trampil, percaya diri serta berguna bagi nusa dan bangsa sejak usia dini. Siswa yang sekarang tercatat di TK ini sebanyak 152 anak. Banyaknya siswa yang belajar di lembaga ini menunjukkan bahwa ia telah mendapat  kepercayaan yang besar dari masyarakat karena kualitasnya.

tahun 2004 TK Sunan Pandanaran masuk lima besar lomba drum band tingkat propinsi DIY, tahun 2005 meraih peringkat satu lomba mewarnai untuk tingkat nasional, menjadi TK percontohan Kabupaten Sleman, dan selama tujuh tahun berturut-turut dipercaya menjadi penyelenggara manasik haji TK se kecamatan Ngaglik.

3. Madrasah Ibtidaiyah
MISPA diresmikan dan mulai beroperasi sejak tahun 2006. Sampai sekarang telah memasuki tahun kedua. Target yang hendak dicapai MISPA adalah mempersiapkan kader-kader Qur’ani sejak kecil.

MISPA dalam keseharinya menerapkan tiga kurikulum; pertama kurikulum Depag (pembelajaran mata pelajaran wajib nasional seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dll). Kedua, kurikulum Muatan lokal, penekanan dari kurikulum kedua ini adalah upaya memperdalam ilmu-ilmu agama a la pesantren (teori dan praktik ibadah).

Pelajaran al-Qur’an dimulai dari Tahsin, Tartil sampai pada Tahfidz Al-Qur’an (juz ‘amma). Terakhir berupa kurikulum alam. Tujuan dari konsep ketiga ini ialah agar anak bisa mengenal dan menyayangi  lingkungan alam sekitar sejak kecil. Salah satu caranya adalah siswa diajak praktik untuk merawat, menyiram, menata tanaman setiap pagi di laboratorium alam yang MISPA miliki. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada meliputi Sains Club, olahraga, outbound, English Club dll.

4. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madrasah Tsanawiyah Sunan Pandanaran, merupakan madrasah setingkat dengan SLTP. Madrasah ini menjadi sebuah pilihan bagi santri untuk mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan formal. MTs Sunan Pandanaran memuat kurikulum Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional dan Muatan lokal dari pesantren (kitab kuning dan pengkajian alquran).  Visi madrasah adalah Mandiri, Berprestasi, Cerdas dan berkepribadian Qur’ani  (Mata Cendeqia), mempunyai 5 Misi dan 13 tujuan yang tertuang dalam visi dan Misi Madrasah.

Dalam pencapaian program jangka panjang madrasah menuju sekolah bertaraf International dan berpegang ajaran ahlusunah wal jamaa’ah, Madrasah sedang merintis penggunaan bahasa asing di kelas, yang telah dirintis pada siswa kelas VII tahun ajaran 2007/2008, dengan harapan penggunaan bahasa asing dalam proses belajar mengajar akan efektif pada 3 tahun ke depan, dan selanjutnya menerapkan kurikulum yang bertaraf Internasional.

Program madrasah dilakukan dengan tetap memperhatikan segi psikologis siswa, sehingga pembelajaran dilakukan sesuai dengan kemampuan dari masing-masing siswa. Lulusan dari MTs Sunan Pandanaran diharapkan dapat memiliki wawasan global,  mampu berbahasa asing, berprestasi, dan mememiliki jiwa kepesantrenan.

5. Madrasah Aliyah (MASPA) 
Sejak lahirnya MASPA mengemban misi mencetak generasi Islami yang mandiri dalam segala bidang, memiliki kualitas IMTAK dan IPTEK yang seimbang serta memiliki wawasan global yang luas. Karakter ideal yang ingin dibangun MASPA bagi Lulusannya ialah santri yang memiliki kesalehan pribadi, kesalehan sosial dan kesalehan alam. Alumni MASPA banyak yang telah mampu meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi favorit baik dalam negeri maupun luar negeri.

Ada tiga konsentrasi studi yang ada di MASPA; Ilmu Pengetahuan Alam (Jur. IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (Jur.IPS), dan Keagamaan (Jur. Keagamaan). Sebagi perpanjangan tangan sistem pendidikan pesantren, semua siswa MASPA juga diharuskan mengikuti madrasah diniyyah yang diselenggarakan pondok.

Pada tahun 1999 MASPA  mendapat status Disamakan. Sedang pada tanggal 24 Desember 2005 lampau, MASPA telah terakreditasi A berdasarkan SK NOMOR A/KW.12/MA/02/06.

6. Pesantren Mahasiswa dan Mahasiswi 
Menurut data statistik, pada tahun 2003 di Yogyakarta terdapat 6 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 105 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan rincian 46 akademi, 31 sekolah tinggi, 18 universitas, 6 politeknik dan 4 institut. Jumlah calon mahasiswa yang mendaftar pada tahun tersebut mencapai 105.165 orang . Sebagai konsekuensi dari kota pendidikan, PPSPA pun dituntut untuk mengakomodasi keinginan orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Yogyakarta sambil tetap tinggal di pesantren guna memperdalam ilmu agama.

Pesantren Mahasiswa/i PPSPA memberikan jawaban untuk itu. Lokasi PPSPA yang kebetulan berada relatif dekat dengan berbagai PT yang ada sangat mendukung perealisasian keinginan orang tua yang menginginkan anaknya kuliah sambil tetap belajar agama di pesantren. Secara umum kegiatan yang berlangsung di asrama mahasiswa ini tidak banyak berbeda dengan asrama-asrama lain. Tentunya ada sedikit kelonggaran yang diberikan pihak pengelola, ini mengingat kegiatan mahasiswa di kampus relatif padat.

7. Pesantren Mandiri 
Wujud kepedulian PPSPA atas keberadaan sebagian masyarakat yang kurang mampu diwujudkan melalui program pesantren mandiri (santri mandiri). Pesantren ini dikususkan untuk santri yang berasal dari golongan kurang mampu dengan mengabdi di PPSPA. Selain mendapatkan pendidikan di pesantren, sebagian dari santri mandiri juga memperoleh pendidikan formal di madrasah. Biaya pendidikan dan biaya hidup semuanya menjadi tanggungan pesantren.  

Kontak
Pesantren Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman
Pendiri               : KH. Mufidz Mas'ud
Pemimpin           : H. Mu'tashim Billah, M.Pdi
Alamat               : Jl.Kaliurang km 12.5 Sardonoharjo Ngaglik Sleman DIY 55582
Santri                 : 371 putera dan 443 puteri (2006-2007)
Telp                   :  0274-884438

Pengurus Pondok
Ust. Zahron (081327465029)
Ust. Saiful Ghozi (085228569920)
Imas Masri’ah, S.H.I (085292886044)

MTs SPA
Hj. Fany Rifqoh S.Pd (081392168910)
Rustiyadi, S.Ag (081392550799)

MA SPA
Ahmad Faizun, S.Ag (08578747482)
Purwoto (081392697977)

3 Responses so far

  1. Unknown says:

    assalamualaikum....ada alamat gmail pesantren sunan pandanaran ngk?

  2. Sudah di cantumkan di dalam tulisn mas

  3. Unknown says:

    Sepuntene mau tanya. .
    Lha kalau mahasiswa pengen nyantri+hafalan di pondokini bisa atau enggak? Atau kalau hafalan tdk blh bersekolah formal/pun kuliah.. ?

Leave a Reply

Label