Selasa, 16 Agustus 2011

Pemerintah Siapkan Rp 700 Miliar Selamatkan Sapi Betina Lokal

0 komentar
P3M, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan dana untuk menyelematkan sapi betina produktif sebesar Rp 700 miliar.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Prabowo Respatiyo mengatakan Dinas Peternakan di daerah baik Propinsi dan Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk menyelamatkan sapi betina.
"Karena anggaran itu kan kami serahkan kepada mereka kemudian mereka seharusnya melakukan operasi pasar seperti yang saya lakukan bersama para importer kemarin. Kalau ada yang melihat ada sapi sapi betina produktif, itu harus segera diamankan, dibeli saja, tentu dengan harga jangan sampai merugikan petani ternak," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/8/2011).
Selanjutnya, sapi betina tersebut akan dikembangbiakkan dalam upaya swasembada gading 2014. Sapi akan dikumpulkan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan akan dijadikan bibit.
"Perlu diketahui bibit sapi lokal kita ini adalah bibit sapi terbaik. Kita punya ternak lokal yang bagus seperti sapi Bali, sapi Madura sapi Aceh dan sapi Beo. Itu yang harus diselamatkan," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh importer Indradi Loekman dari PT. Karunia Segar Utama. Untuk mendukung program pemerintah menuju swasembada gading 2014, ia bersama importer lainnya telah membeli sapi betina di daerah Purwokerto dan Kebumen, Jawa Tengah.
"Beberapa hari lalu kami langsung turun ke lapangan, selain membeli sapi betina, juga untuk mendukung program pemerintah. Disana kami mengsosialisasikan stop pemotongan daging betina," ujarnya.
Dengan adanya swasembada ini, dampaknya bisa mengurangi impor daging di setiap tahunnya. Oleh karenanya, ia berharap agar semua stakeholder memiliki kesadaran serupa untuk mengolah daging lokal agar kebutuhan tetap terpenuhi. Tak hanya itu, peternak juga dianjurkan bagaimana mengelola daging lokal agar memiliki kualitas yang sam dengan daging impor.
"Inilah yang kami mau terapkan, dalam arti kami ingin memberikan masukan kepada agar kualitas daging lokal tidak terlalu jauh dengan daging impor," ujarnya.
"Dan untuk mencapai swasembada ini memerlukan dukungan semua pihak baik dari pemerintah, pengusaha maupun masyarakat. Semua harus bergerak, dan tidak hanya sekedar slogan. Harapan kami importer lain akan mengikuti, karena selain ini kegiatan sosial juga akan membantu program pemerintah," pungkasnya.
Dikatakannya, pada hari Sabtu (13/8/2011) lalu, rombongan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan bersama beberapa importer yang mewakili PT Anzindo Gratia International dan PT. Karunia Segar Utama serta Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) mengadakan kegiatan sosialisi agar peternak berhenti untuk memotong sapi betina produktif di bebepara tempat yakni Purwokerto, Kebumen hingga sebuah peternakan sapi di daerah Gunung Dieng, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, rombongan ini juga memberikan kaos bertuliskan 'Stop Pemotongan Sapi Betina' kepada para peternak. Kegiatan ini juga, para stakeholder peternakan sapi juga berencana akan membeli 200 ekor sapi jantan dan sapi betina produktif yang akan dikembangbiakkan. Akan tetapi, saat itu baru sekitar 40 (masing-masing 20 ekor sapi jantan dan 20 ekor sapi betina produktif) yang berhasil dibeli dan telah terkirim ke Jakarta.
"Ke depan, para importer ini membuat kontrak dengan peternak untuk melanjutkan jual beli sapi, khususnya betina produktif," paparnya.

Leave a Reply

Label